Macam-macam resistor variable - taken from Google image |
Setelah pembahasan tentang komponen elektronika dan
pembacaan gelang warna pada resistor tetap. Sekarang saatnya kita membahas macam-macam resistor yang biasa digunakan
dalam rangkaian elektroika.
Ok Gaes.. Mungkin sampai disini dulu pembahasan kita tentang macam-macam resistor yang biasa digunakan dalam rangkaian elektroika, walaupun sebenarnya masih ada banyak lagi sih yang belum sempat saya tuliskan disini, seperti penggunaan resistor tetap, resistor SMD, dan resistor kotak. Semoga bermanfaat dan Terimakasih... :D
Dibawah ini ada beberapa contoh komponen resistor variabel yang sering
dijumpai pada perangkat elektronik. Kita bahas satu persatu:
- Potensiometer
Potensiometer adalah resistor variabel yang penggunaanya sangat luas pada
rangkaian elektronika. Potensiometer sering kita jumpai pada peralatan sound
sistem sebagai pengatur nada, volume, efek, dan lain-lain. Selain itu
potensio meter juga biasa dipakai pada rangkaian power supply untuk mengatur
besar kecilnya tegangan atau arus pada output.
Pada perangkat lain potensiometer dapat digunakan sebagai pengatur kuat
lemahnya sinyal, tranducer, dimmer lampu, dan masih banyak lagi. Ada dua
type potensiometer, yaitu potensio putar (rotary) dan potensio geser
(slide).
Prinsip dasar potensio meter adalah menciptakan tegangan revensi
(pembanding) berdasarkan besar kecilnya hambatan antara pin 1 dan pin 3,
lalu tegangan hasil perbandingan tersebut akan diteruskan ke komponen lain
melalui pin 2.
- Termistor
Termistor adalah salah satu komponen resistor variabel yang peka terhadap
suhu. Termistor biasa dipakai pada perangkat pengatur suhu ruangan, sensor
alarm kebakaran, sensor kecepatan fan, dan perangkat lain yang berhubungan
dengan suhu.
Ada dua macam termistor, yaitu:
Ada dua macam termistor, yaitu:
NTC (Negative Temperature Coeficient), merupakan termistor yang mempunyai koefisien negatif. Maksudnya,
resistansi NTC akan semakin kecil ketika suhu semakin panas. Dengan
karakteristik seperti ini, NTC berfungsi sebagai pembatas lonjakan arus
listrik untuk menghindari kerusakan komponen secara bertahap dan untuk
mencegah sekring/circuit breaker putus atau trip.
Prinsip kerjanya, pada saat awal menghidupkan rangkaian resistansi termistor
yang tinggi akan menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa
detik arus terus mengalir, termistor NTC akan memanas, sehingga
resistansinya menurun dan memungkinkan arus normal mengalir ke rangkaian.
PTC (Positive Temperature Coeficient), adalah kebalikan dari NTC, semakin panas suhu maka hambatan PTC akan
semakin tinggi sebanding dengan kenaikan suhunya. PTC biasa digunakan pada
rangkaian pemutus arus.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan NTC, namun PTC akan membolehkan aliran
arus mengalir ke rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang mengalir
melalui termistor, maka termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau
meningkatnya suhu ini akan meningkatkan resistansi dari termistor PTC,
sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.
Trimpot
Trimpot
Trimpot memiliki fungsi yang sama seperti potensiometer, namun penggunaanya
yang berbeda. Trimpot biasanya dipasang langsung/melekat pada pcb dan
digunakan untuk pengkalibrasian suatu fungsi tertentu. Misal pada rangkaian
oscilator, trimpot biasanya di set pada nilai tertentu dan tidak diubah-ubah
untuk mendapatkan frequensi yang diinginkan.
Selain itu trimpot juga banyak digunakan pada perangkat televisi untuk
tuning dan kalibrasi warna, kecerahan, maupun kontras. Trimpot tidak
mempunyai knock pemutar sendiri, sehingga untuk merubah nilainya diperlukan
alat khusus yaitu obeng Trimer.
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor)
LDR merupakan variabel resistor yang peka terhadap cahaya. Penggunaan LDR
biasanya pada perangkat otomatis yang memanfaatkan cahaya sebagai
parameternya. Karakteristik resistor LDR ini adalah jika terkena cahaya
terang (intensitas tinggi) maka nilai hambatannya akan semakin kecil
sehingga LDR akan menjadi konduktor. Namun, saat cahaya meredup
(intensitasnya semakin rendah) hingga tak ada cahaya sedikitpun, maka nilai
hambatan LDR akan semakin tinggi sehinggga LDR menjadi isolator.
Ok Gaes.. Mungkin sampai disini dulu pembahasan kita tentang macam-macam resistor yang biasa digunakan dalam rangkaian elektroika, walaupun sebenarnya masih ada banyak lagi sih yang belum sempat saya tuliskan disini, seperti penggunaan resistor tetap, resistor SMD, dan resistor kotak. Semoga bermanfaat dan Terimakasih... :D